Kamis, 02 Juni 2011

LANAL BANDUNG SOSIALISASIKAN PERAN DAN FUNGSI TNI AL

Komandan Lanal Bandung, Jawa Barat Kolonel Laut (K/W) Chrisna Paat beserta staf, pekan lalu melakukan sosialisasi peran dan fungsi TNI Angkatan Laut, di Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat.

Kolonel Chrisna menjelaskan, kegiatan yang berlangsung di Hotel Bumi Nusantara, Pangandaran itu diantaranya dihadiri para kepala dinas, unsur Muspika, tokoh masyarakat, dan tokoh nelayan.

Kami jelaskan tentang peran dan fungsi TNI Angkatan Laut, terutama untuk wilayah Lanal Bandung. Juga kami jelaskan mengenai potensi maritim. Selain itu, kami sebagai fasilitator dan mediator mengajak semua unsur agar ada dialog antara mereka. Dengan adanya komunikasi dan dialog, jika terjadi masalah bisa dipecahkan bersama-sama. Selain itu, kami tawarkan kepada mereka apa yang bisa dibantu oleh TNI Angkatan Laut. Mereka sangat antusias,? katanya.

Kepada mereka dijelaskan bahwa Lanal Bandung tidak memiliki kapal. Karena itu pihaknya, kata Chrisna Paat mengajukan proposal kepada Gubernur Jawa Barat untuk pengadaan kapal untuk kegiatan patroli dan SAR di Laut Selatan.

Juga kepada Bupati Garut disampaikan keinginan Lanal Bandung membangun Pos Angkatan Laut (Posal) di Garut sebagai wilayah tengah. Wilayah tengah ini agak rawan. Pak bupati sudah memberi lampu hijau bagi pengadaan lahan seluas 1 hektar. Di wilayah tengah ini, dulu pernah terjadi illegal entry dari Afghanistan,? jelasnya.

Lanal Bandung saat ini membawahi Posal Pelabuhan Ratu dengan tiga Unit Gugus Keamanan (UGK) Laut dan Posal Pangandaran dengan lima UGK. 
 
sumber: tni.mil.id

Wing Paskhas 3 TNI AU Latihan Scuba di Lanal Bandung


Bandung – Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Bandung melaksanakan kegiatan pelatihan selam SCUBA kepada tujuh prajurit Wing-3 Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara, belum lama ini.
Pelatihan tersebut meliputi teori kelas yang dilaksanakan di ruang Aula Lanal Bandung dan kegiatan praktek yang dilaksanakan di tiga tempat berbeda, yaitu kolam renang Karang Setra, Kolam renang Upi dan pantai pasir putih Pangandaran.
Dengan kegiatan ini diharapkan menambah pengetahuan baru personel Paskhas TNI Angkatan Udara untuk meningkatkan profesionalisme sebagai prajurit TNI.
Sementara, Lanal Bandung melaksanakan Search and Rescue (SAR) Banjir di daerah Cienteng, Baleh endah Kabupaten Bandung. Dalam kegiatan tersebut Lanal Bandung mengirim Tim SAR sejumlah tiga belas personel  dan dua perahu karet.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat korban banjir serta pemerintah daerah dalam menanggulangi banjir.

sumber:indosmarin.com

Lanud Husein Sastranegara Antisipasi Teroris

Pesawat Boeing 737-200 yang sedang terbang menuju Bandara Husein Sastranegara dikuasai komplotan Nurdin MTop. Teroris yang berjumlah tiga orang meminta agar rekan-rekannya yang ditahan di Nusakambangan minta dibebaskan, negosiasi antara teroris dengan pihak pemerintah telah gagal sehingga membuat teroris bertindak anarkis.

Untuk mencegah korban berjatuhan, Detasemen Bravo 90 dari Paskhas AU disiagakan. Setelah pesawat mendarat pasukan Den Bravo langsung mengobservasi. Situasi mulai kritis, para penumpang dianiaya oleh teroris. Danlanud Husein Sastranegara, Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi memerintahkan Komandan Detasemen Bravo yang dipimpin Letkol Psk M Juanda untuk melumpuhkan teroris.

Dengan bersenjata lengkap sebanyak 57 personel Den Bravo mendekati pesawat dengan senyap. Kendaraan taktis Land Rover Defender dan Dirgantara Military Vehicle 30-V berjalan dengan pelan. Semua personel telah siaga di depan ketiga pintu pesawat untuk menerobos.

Sesaat setelah sniper melumpuhkan seorang teroris yang berada di cockpit, seketika pasukan Den Bravo menerobos masuk dari ketiga pintu, sempat terjadi baku tembak antara teroris yang bersenjatakan AK-47 dan M-16, namun dengan sigap Den Bravo melumpuhkan teroris.

Dua teroris dinyatakan tewas dan satu teroris berhasil diringkuk. Saat proses evakuasi ternyata terdapat seorang teroris yang menyamar menjadi penumpang melarikan diri. Anjing pelacak langsung mengejar dan melumpuhkan teroris yang kabur. Bom yang ditanam teroris dalam pesawat pun berhasil ditemukan anjing pelacak dan dijinakkan oleh Den Bravo.

Aksi ini merupakan simulasi latihan antiteroris yang digelar Lanud Husein Sastranegara. Danlanud Kolonel Asep Adang menyatakan latihan ini digelar untuk mengantisipasi serangan teroris. Ia menyatakan Lanud Husein Sastranegara telah siap untuk menghadapi ancaman teroris.

“Kita siap menghadapi ancaman teroris dan hal ini untuk melatih pasukan kita agar selalu siaga menghadapi ancaman teroris,” ujar Kolonel Penerbang Asep Adang Supriyadi di Bandung, Rabu, 30 Juni 2010.

Ia menjelaskan dengan meningkatnya jumlah penerbangan di bandara Husein, maka potensi akan terjadinya serangan teroris .

"Potensi pembajakan pesawat semakin tinggi sehingga TNI AU harus siap menghadapi ancaman teroris," ujarnya.

Acara latihan anti teror ini disaksikan langsung oleh Komandan Korps Pasukan Khas Marsekal Pertama Harry Budiono dan jajaran pejabat bandara Husein Sastranegara


sumber:vivanews.com

Bandung Adalah Kota Tentara

Selama ini kota Bandung hanya dikenal dengan berbagai julukan standar seperti Kota Kembang atau Parijs van Java lengkap dengan pengertian positif dan negatifnya akibat pembangunan yang kurang terkendali. Bila dilihat dari tata kota sesungguhnya dan melihat sejarah perencanaan dan pembangunan kota Bandung oleh pemerintah kolonial Belanda, ada yang juga dapat ditambahkan, yaitu bahwa Bandung juga adalah Kota Serdadu.
Dalam tata kota buatan Belanda yang masih tampak sekarang, yang justeru sangat dominan di kota Bandung adalah fasilitas atau instalasi militer. Berbagai instalasi militer terserak dari kawasan Lembang turun ke Gegerkalong lalu Hegarmanah di Utara sampai Gatot Subroto yang tembus ke Martanegara di Selatan. Sementara dari Barat, mulai dari Batujajar, Cimahi sampai kawasan Ujung Berung dan Cicalengka.
Hampir seluruh instalasi militer sekarang di Bandung adalah peninggalan militer kolonial Belanda. Ciri khas desain kawasan militer adalah bentuk jalan yang serba lurus. Hal ini tampak di kawasan Gudang Utara, Aceh, Patrakomala, Gatot Subroto, yang relatif berbeda dengan sekitar Gedung Sate yang konon mengikuti model tata kota renaisans seperti Paris.
Calon Ibukota Negara
Semua itu bermula dari rencana pemindahan ibukota Hindia Belanda dari Batavia atau Jakarta sekarang ke kota Bandung. Menurut Haryoto Kunto dalam Wajah Bandoeng Tempo Doeloe (1985), untuk mendukung pelaksanaan rencana Bandung sebagai ibukota kolonial Belanda, berbagai fasilitas vital pemerintah kolonial mulai dipindahkan seperti kantor pusat pos dan telekomunikasi (dahulu PTT), jawatan kereta api (dahulu SS), serta beberapa bagian dari departemen dan lembaga. Kepindahan ini juga diikuti oleh pihak perusahaan swasta.
Sebagai calon ibukota negara (Hindia Belanda) tentu diperlukan dukungan militer. Untuk itu departemen peperangan (Departement van Oorlog) juga mulai melakukan pemindahan berbagai instalasi dan personil sejak tahun 1816 sampai tahun 1920. Pabrik senjata Artillerie Constructie Winkel (sekarang Pindad) yang semula berada di Surabaya turut dipindahkan ke Kiaracondong dari tahun 1889 sampai 1920. Kepindahan pabrik senjata ini juga disertai dengan kepindahan pegawainya hingga di Bandung kemudian lahir komplek hunian baru yang diberi nama Babakan Surabaya.
Stadion Siliwangi sekarang sangat boleh jadi dulunya juga adalah lapangan olahraga tentara kolonial Belanda, mengingat di kawasan itulah pusat berbagai instalasi militer termasuk perumahan tentara di sebelah timurnya yang masih dipakai sampai sekarang. Kawasan militer sekitar stadion Siliwangi memanjang hingga ke markas Kodam III Siliwangi sekarang. Gedung bergaya Art Deco itu dulunya hanyalah rumah dinas panglima tentara Hindia Belanda (Paleis van den Legercomandant). Adapun kantor Departement van Oorlog-nya sendiri adalah gedung yang sekarang gedung Detasemen Markas di depan taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution. Gedung Jaarbeurs yang dahulu adalah gedung pameran tahunan, karena lokasinya yang satu komplek dengan gedung Kodiklat, sekarang menjadi bagian dari instalasi militer.
Instalasi militer yang kemudian juga dibangun dan makin melengkapi julukan Bandung sebagai Kota Militer antara lain adalah Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Gatot Subroto, kawasan yang sebelumnya hanya menjadi markas Kavaleri yang dibangun pemerintah kolonial Belanda. Angkatan Udara tentu berdekatan dengan bandara Husen Sastranegara dan Sulaeman di Kopo. Karena Bandung terletak di tengah pulau, angkatan laut hanya memiliki satu kantor saja di Ariajipang dengan nama khas angkatan laut yaitu pangkalan.
Barangkali karena kelengkapan fasilitas dan instalasi militer itu -selain faktor sumberdaya manusia- ketika Indonesia merdeka, Bandung dapat dengan segera menjadi kota utama kelahiran kesatuan militer republik yang pertama dibangun dan kemudian menjadi kodam Siliwangi.
Kondusif
Perkembangan kota Bandung yang pesat ke berbagai penjuru membuat seluruh instalasi militer yang di bangun zaman kolonial Belanda menjadi berada di tengah kota. Dengan dominannya instalasi militer dan berada di tengah kota dengan sendirinya membuat kota Bandung relatif berada dalam kondisi yang senantiasa terkendali dan kondusif bagi segi keamanan dalam arti luas-tanpa menghambat pertumbuhan poleksosbud Bandung. Salah satu buktinya adalah pada masa awal reformasi. Ketika kota-kota lain dilanda berbagai kerusuhan, kota Bandung relatif aman. Kondisi kota Bandung demikian oleh sebagian pihak dianggap sebagai barometer terakhir stabilitas nasional. Bila Bandung masih aman, secara nasional negeri ini masih baik-baik saja. Sementara untuk keamanan kota sehari-hari -termasuk mengamankan pawai bobotoh Persib- polisi tetap berperan dominan.
Kondisi yang harus dibenahi antara lain pengendalian perubahan lingkungan seperti dari pemukiman menjadi kawasan bisnis sebaiknya tidak membuat posisi instalasi militer menjadi terpinggirkan atau tampak tidak layak lagi berada di lokasi itu. Jalan di kawasan militer sebaiknya juga tidak menjadi jalan umum karena tentunya sedikit banyak akan mengganggu suasana. Meskipun mungkin sekali masyarakat merasa senang melewati kawasan kavaleri di sekitar Turangga karena dapat melihat kuda dan puluhan tank diparkir.
Hal yang menarik dari keberadaan instalasi militer di kota Bandung adalah selain menciptakan kondisi yang relatif aman, juga hubungan dengan masyarakat terjalin dengan baik sesuai dengan fakta sejarah bahwa tentara lahir dari rakyat. Setiap musim kegiatan ospek di luar kampus, belasan truk militer dipenuhi mahasiswa berbagai kampus menuju kawasan kebun teh atau kawasan berkemah (camping ground) seperti Ranca Upas di Ciwidey. Selain sarana transportasi, perlengkapan militer lainnya seperti tenda peleton dan alat memasak juga dipakai dalam kegiatan itu. Sebuah contoh nyata hubungan mesra militer dan mahasiswa yang seharusnya juga dicontoh oleh seluruh eksponen bangsa. Kerjasama dalam bentuk bisnis juga tampak terjadi: beberapa gedung yang semula rumah dinas atau wisma milik tentara berubah jadi factory outlet, membuat kota Bandung menjadi kian semarak. Semoga itu semua tidak membuat tentara menjadi kekurangan fasilitas untuk tetap menjadi tulang punggung bangsa menjaga negara.

sumber:kompasiana.com

Bandung Adalah Kota Dirgantara

MENJELANG perhelatan Bandung Air Show 2010 (BAS 2010) pada 23-26 September mendatang, Pangkalan Udara Husein Sastranegara terus berbenah dan menyiapkan segala sesuatunya. Pada Selasa (21/9), di ujung landasan sudah terparkir sejumlah pesawat latih. Tampak juga beberapa tenda putih yang nantinya akan diisi produk-produk UMKM Kota Bandung.
Latihan penerjunan pun terus dilakukan. Pada Selasa siang, 30 penerjun gabungan tampak bersiap-siap melakukan latihan penerjunan. Mereka terdiri atas 5 anggota Marinir, 5 anggota Kopassus, 5 anggota Paskhas, 5 anggota Polri,dan 10 dari Federasi Aerosport Indonesia (FASI). Latihan tersebut dilakukan sejak Senin (20/9) hingga Rabu (22/9).
Komandan Pangkalan Udara Husein Sastranegara Kolonel Pnb. Asep Adang Supriyadi mengatakan, pesawat-pesawat yang bakal ditampilkan dalam static show, mulai parlor pada Rabu (22/9). "Untuk static show, sudah ada 137 pesawat yang ditampilkan mulai pesawat berbadan besar dari sipil dan TNI seperti Hercules, Fokker, M17, NBELL, hingga Nomad serta pesawat-pesawat berbadan kecil seperti pesawat latih, lalu microlight, hingga aeromodelling" ucap Adang
kepada wartawan, Selasa siang kemarin.
Pada hari pertama nanti, yang rencananya akan dibuka Wali Kota Bandung Dada Ro-sada, bakal ditampilkan atraksi pesawat-pesawat tempur milik TNI. "Sekitar pukul 9.35 WIB, akan melintas satu penerbangan F-16 yang berangkat dari Madiun. Dilanjutkan pukul 10.00 WIB adalah satu penerbangan yang terdiri atas tiga pesawat Hawk 100-200. Kedua pesawat tempur itu akan melintas dengan jam yang sama pada keesokan harinya. Sementara tanggal 25 dan 26 tidak ada," katanya.
Penampilan berikutnya adalah aerobatik dari pesawat-pesawat sport dan aero klub. Mereka akan melakukan beberapa trik yang memakai smoke seperti loop, barrel roll, hummer head dan inverted. "Dan pada pukul 17.00 WIB ada atraksi terjun payung," kata Adang.
Demi faktor keamanan tapi masih dapat dinikmati penonton, pesawat-pesawat yang tampil akan terbang dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut atau sekitar 15 kilometer di atas permukaan laut "Namun, itu jika cuaca mendukung. Kalau cuaca tidak memungkinkan, semua penerbangan untuk atraksi ini terpaksa kami batalkan demi keamanan dan keselamatan," ujarnya.
Pada pameran nanti, ditargetkan pengunjung hingga 75.000 orang dari Kota Bandung dan sekitarnya. Bahkan, ada sejumlah penyelenggara kegiatan dari berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang sudah berencana membeli ribuan tiket masuk.
"Memang nanti kemungkinan akan ada tiket masuk. Besarannya berapa, belum bisa diputuskan karena pertu dirundingkan juga dengan kepanitiaan lainnya yaitu Pemkot Bandung. Pasalnya, acara ini juga untuk menyambut HUT ke-200 Kota Bandung. Kami harap tidak terlalu mahal atau kalau memungkinkan, gratis. Yang jelas, untuk rombongan anak sekolah, kemungkinan digratiskan," katanya.
Di dalam arena pamerannanti, menurut Asep, ada fasilitas-fasilitas dirgantara yang bisa dicoba para pengunjung. "Ada trike tandem, microlight, pesawat latih, gantole tandem, pesawat caravan untuk joy-flight, helikopter, serta terjun tandem. Namun, pengunjung harus memenuhi kriteria dari sisi kesehatan dan tentunya ada biaya tambahan lagi," katanya. Lomba foto
Bagi warga yang hobi fotografi, digelar juga Lomba Foto Kedirgantaraan dengan hadiah sejumlah uang tunai dan tn ifi. Dalam lomba foto itu, ada dua kategori yaitu foto dinamik dan foto statik. "Untuk foto dinamik targetnya adalah pesawat-pesawat yang sedang terbang atau penerjun. Sementara foto statik, target fotonya adalah pesawat-pesawat yang dipamerkan. Pendaftaran bisa mengunjungi ke kantor panitia di Lanud Husein Sastranegara atau website kami di www.bandungair-show.com atau wwwlombafo-tobandungairshow.com," katanya.
Adang menargetkan lomba foto itu akan memecahkan dua rekor Muri yaitu lomba foto dirgantara pertama dan lomba foto dirgantara dengan jumlah peserta terbanyak. "Untuk juri-nya, kami melibatkan fotografer senior Arbain Rambey, Kolonel Pnb. Agung Sharky yang merupakan pilot F-16, fotografer Agus Suparto, serta Pak Tony dan Andi dari PAF (Perhimpunan Amatir Foto)," ucapnya
Adang menuturkan, pergelaran BAS 2010, merupakan bentuk dukungan Lanud Husein Sastranegara dalam menyambut HUT Kota Bandung ke-200. "BAS 2010 merupakan kegiatan daerah yang berskala nasional dan mengandung makna edukasi, sains, sport, pariwisata, serta industri internasional, nasional, dan daerah. Oleh karena itu, tujuan kegiatan ini adalah untuk mendorong pengembangan pada bidang industri, perdagangan, pendidikan, teknologi, olah raga, dan pariwisata Kota Bandung sehingga dapat mengembangkan perekonomian yang berdaya saing tinggi," ujarnya.
Adang menambahkan, BAS 2010 adalah wadah untuk me-ngembangkan potensi kedirgantaraan Kota Bandung dalam rangka pembinaan potensi nasional aspek kedirgantaraan agar menjadi kekuatan pengganda pertahanan negara. Ada juga seminar tentang "Pemberdayaan Transportasi Udara Dalam Rangka Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Pariwisata di Kota Bandung". "Nanti hasilnya diserahkan ke pemerintah daerah sebagai rujukan dalam peningkatan ekonomi di Kota Bandung," katanya.
Menurut Deni Drimawan dari Kaminari Production, penyelenggara pameran ini, Bandung Air Show diperkirakan akan menghadirkan seratus ribu pengunjung. Pengunjung pada hari pertama diprioritaskan bagi pelajar se-Bandung Raya. Pada hari itu pengunjung tidak dikenakan biasa masuk. Baru pada hari berikutnya pengunjung dikenakan biaya Rp 5.000.
"Kita juga perlu tahu bahwa sebenarnya Bandung itu kota dirgantara. Selama ini kami hanya tahu Bandung itu kota kembang. Selama ini tidak banyak yang mengenal Nurtanio. Ini kesempatan langka," katanya.
Tidak seperti pameran dirgantara biasa yang hanya menghadirkan suguhan a traksi -atraksi pesawat di udara, Bandung Air Show menghadirkan berbagai pesawat untuk dipamerkan. Bahkan, mesin pesawat pun bisa dilihat dari dekat
Selain itu, juga digelar pameran yang menampilkan berbagai produk unggulan. Sudah terdaftar sekitar empat puluh peserta pameran. Mulai dari kedinasan di lingkungan Pemkot Bandung sampai perusahaan otomotif. "Kami ingin mengangkat produk itu sampai ke skala nasional dan internasional. Kami tahu, bandara ini kan sebagai tempat lalu-lalang turis," katanya.
"Meskipun persiapan kami relatif singkat, hanya dua bulan, kami berusaha menampilkan yang terbaik," katanya.
Deni berharap, penyelenggaraan tahun ini bisa menjadi awal dari kegiatan serupa yang rencananya akan digelar setiap tahun. Tahun depan kami yakin akan lebih banyak yang berpartisipasi, katanya. (A-128/A-17O)4**

Bandung MenjadI Eco Town

Kota inipun berniatmenjadi kota dirgantaradan Eco Town.
Sejatinya, Sabtu (25/9) menjadi hari yang menyenangkan untuk seluruh masyarakat Kota Bandung. Tepat hari itu, kota seluas 167,67 kilometer persegi ini merayakan hari ulang tahun yang menginjak usia dua abad atau pas 200 tahun.
Siapa nyana, perayaan HUT 200 tahun yang,semula direncanakan meriah dengan beragam ajang, seperti pameran kreatif sekaligus mencanangkan Kota Bandung sebagai Eco Town, Bandung Air Show (BAS) 2010 yang dilaksanakan pada
23-26 September 2010 di Landasan Udara (Lanud) Husein Sastranegara hingga beberapa konsep musik itu justru menyisakan duka.
Insiden jatuhnya pesawat Super Decathlon tipe 8 KCAB yang dikemudikan Ir Alexander Supeli menghadirkan cerita sedih di tengah keriaan itu. Namun, seperti diungkap Komandan Landasan Udara (Danlanud) Husein Sastranegara, Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi, tak perlu ada trauma.
Perayaan Ku tetap berlanjut.
Dari sejarahnya. Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan permukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Lewat surat keputusan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels saat itu tertanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana
untuk kawasan ini, Bandung pun memulai tonggak sejarah. Penancapan tonggak di jalan yang sekarang bernama Jalan Asia Afrika itu pun menjadi acuan titik nol Kota Bandung.
Di usia dua abad kini, Bandung mengungkap kisahnya. Di antara kisah menarik tentang wisata kuliner, mode, hingga kemacetan yang mengular saban akhir pekan, kota yang dijuluki Parijs van Java ini menuturkan keinginan untuk menjadi kota dirgantara yang lebih ramah lingkungan.
Keinginan itu pula yang mewujud dalam perayaan kali ini. Ajang BAS menjadi satu cara untuk untuk meningkatkan minat masyarakat Kota Bandung dalam dunia kedirgantaraan, sekaligus menjadikan kota ini sebagai kota dirgantara. Terlebih di kota ini terdapat dua perusahaan negara yang memproduksi peralatan kedirgantaraan, yakni PT Dirgantara Indonesia (DI) yang merupakan industri pesawat terbang yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, serta PT Pindad yang memproduksi senjata-senjata militer.
Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi mengatakan, selama ini masyarakat Kota Bandung masih awam dan belum mengenal atau bahkan menyadari potensi besar kotanya dalam bidang kedirgantaraan. "Selama ini,masyarakat tidak tahu jika peralatan-peralatan dirgantara, seperti tank, helikopter, pesawat sport, dan senjata yang mereka lihat di televisi adalah buatan perusahaan yang berada di Kota Bandung. Inilah semangat yang kami usung dalam acara BAS sebagai peringatan HUT ke-200 Kota Bandung," ujar Asep Adang Supriyadi kepada Republika, Selasa (21/9) lalu.
Tidak hanya mempromosikan produksi peralatan dirgantara Indonesia kepada negara lain, ajang ini juga dianggap dapat memberikan keuntungan untuk Bandung. "Ini dapat menambah pendapatan sekaligus pariwisata andalan Kota Bandung sebagai kota dirgantara," papar Asep.
Eco Town
Tak hanya bersiap diri menjadi kota dirgantara, Bandung pun digadang-gadang menjadi kota ramah lingkungan lewat pencanangan Eco Town. Wali Kota Bandung, Dada Rosada, kerap rewel demi mengampanyekan penghijauan di Kota Bandung. Acara penanaman pohon pun sering dilakukan di berbagai sudut Kota Bandung. Program tempat parkir bagi kendaraan lulus uji emisi juga tengah direncanakan untuk diperluas. Tidak hanya tempat parkir di Gedung Balai Kota Bandung, tetapi juga seluruhtempat parkir kantor pemerintahan di lingkungan Pemkot Bandung serta Pemprov Jabar. Dan, pada Selasa (21/9) lalu; Dada Rosada yang didampingi Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta, mencanangkan Bandung sebagai Eco Town.
Meskipun begitu, berbagai kalangan mengatakan program-program tersebut sekadar slogan dan menjadi seremonial belaka. Bagi Dwi Sawung, perwakilan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jabar, untuk menyelamatkan lingkungan di Bandung tidak butuh program-program seremonial tersebut. Sebenarnya, kata Dwi, jika seluruh pihak mau menaati peraturan mengenai lingkungan hidup atau tata ruang, kondisi Kota Bandung akan lebih baik. "Masalahnya, pembangunan di Kota Bandung kerap melanggar peraturan dan Pemkot Bandung terkesan membiarkan," katanya.
Ia mengakui, program penanaman pohon kerap dilakukan Pemkot Bandung. Namun, lanjutnya, pemeliharaan pohon tidak dilakukan. Malah, banyak pohon yang ditebang hanya untuk kepentingan bisnis atau komersial. Akibatnya, banjir cileun-cang kerap terjadi di Kota Bandung.
Banjir cileuncang yang kerap terjadi di Kota Bandung menandakan minimnya ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai tempat penyerap air. Di Kawasan Dago, kerap ditemukan pembangunan yang menutupitanah hingga 100 persen. Padahal, dalam peraturan, pembangunan hanya dapat menutupi tanah maksimal sebesar 80 persen, sisanya untuk penghijauan. "Sebanyak 60 persen taman telah berubah fungsi sejak 20 tahun terakhir," timpalnya.
Selain itu, polusi udara pun meningkat seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan di Kota Bandung. Akibatnya, hujan asam pun kerap terjadi yang menyebabkan perubahan warna pada patung-patung tembaga di Kota Bandung. "Patung Persib di persimpangan Jalan Lembong dan Jalan Sumatra, warnanya mulai kehijauan dan terjadi korosi pada patung tersebut," paparnya.
Ia juga memprotes pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang rencananya akan dibangun dalam kawasan Stadion Utama Sepak Bola (SUS) Gedebage, Bandung. Pasalnya, pembangunan PLTSa tidak sesuai dengan konsep Eco Town yang dicanangkan untuk Kota Bandung.
Konsep Eco Town" adalah meminimalisasi sampah untuk menjaga lingkungan. Sedangkan dalam PLTSa, jumlah sampah harus tetap konsisten sekitar seribu ton sampah setiap harinya, meskipun Dada menjanjikan operasionalnya akan ramah lingkungan.
Keberadaan PLTSa. ia menduga, tidak akan bertahan lama. Karenabiaya operasional PLTSa dinilai terlalu mahal. Ia membandingkan, pengolahan sampah secara konvensional saat ini menghabiskan Rp 85 ribu per ton sampah, sedangkan di PLTSa harus menghabiskan dana sebesar Rp 485 ribu per ton.
"Kalau bukan Pemkot Bandung yang membayarnya, siapa lagi? Pihak swasta pasti tidak akan mau rugi. Pengoperasian PLTSa paling lama akan bertahan sekitar tiga bulan, setelah itu gagal," ungkap Dwi.
Bangunan bersejarah
Belum beres urusan lingkungan. Bandung masih menyisakan catatan lain untuk bangunan-bangunan berse-jarahnya. Bandung Heritage, paguyuban pelestari budaya Bandung, sempat mengajukan 650 bangunan bersejarah untuk masuk dalam peraturan daerah. Padahal, diperkirakan masih terdapat ratusan bangunan bernilai sejarah tinggi lainnya yang belum terdata di Kota Bandung.
Ketua Bandung Heritage, Haras-toeti, mengakui adanya lebih dari seribu bangunan bersejarah di Bandung. Sebelum Perda Benda Cagar Budaya (BCB) ditetapkan, pihaknya telah mengajukan daftar seribu bangunan yang harus dilindungi di Kota Bandung. Jumlah tersebut lalu diseleksi menjadi 650 bangunan. Namun, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kota Bandung tetapmeminta Bandung Heritage untuk menciutkan daftar bangunan tersebut menjadi kurang dari 100 bangunan, bahkan menyarankan 50 bangunan saja yang harus dilindungi.
"Akhirnya. DPRD Kota Bandung hanya memperdakan 99 bangunan. Sedangkan 250 bangunan bersejarah lainnya yang masuk kategori B dan C, seperti Hotel Harapan, Pemkot Bandung berjanji akan membuatkan peraturan wali kota (perwal). Namun, hampir setahun, perwal malah tidak jelas," ujar Harastoeti dengan nada menyesalkan.
Nada kesal pun turut dilontarkan seniman ranah Sunda. Doel Sumbang. Didera berbagai masalah, Doel berharap julukan Parijs van Java kembali tersemat untuk kotanya tercinta ini.
Bagi penyanyi dan pencipta lagu ini, Kota Bandung harus memulihkan citranya sebagai kota mode, musik, kuliner, d,an wisata yang memberikan kesan aman dan nyaman kepada warga dan orang-orang yang mengun-junginya.
Dalam pesan singkatnya yang singgah Sabtu siang itu. Doel menitipkan pesannya. "Terlepas dari baik dan buruknya kota ini, saya tetap mengucapkan selamat hari ulang tahun untuk Kota Bandung yang ke-200. Semoga kota ini akan berkembang menjadi lebih baik lagi."

Bandung Gelar Pameran Dirgantara dan Produk Kreatif

BANDUNG, Kominfo-Newsroom - Dalam rangkaian kegiatan hari jadi ke-200 Kota Bandung, Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan Lanud Husein Sastranegara Bandung menggelar Bandung Air Show dan Creative Expo. Menampilkan berbagai potensi kedirgantaraan Indonesia dan produk kreatif unggulan Kota Bandung.

Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda menyatakan, pameran diharapkan menjadi sarana promosi, edukasi, dan rekreasi yang dapat menarik wisatawan sekaligus mengembangkan citra positif Kota Bandung sebagai penghasil karya-karya kreatif bercita rasa tinggi.

Produk-produk industri kreatif Kota Bandung, menurutnya, merupakan karya seni berbasis warisan budaya yang memiliki karakteristik khusus, dan belum tentu ada di daerah lain. Industri ini cenderung tumbuh secara spontan di tengah masyarakat, tanpa terlalu kepada pemanfaatan sumber-sumber daya alam yang terbatas, lebih pada penggunaan imajinasi dan kreativitas yang relatif tidak terbatas.

“Produk yang dihasilkan benar-benar bervariasi. Semua berkontribusi tehadap pencitraan Kota Bandung sebagai kota kreatif.”

Ayi bersyukur, berbagai usaha itu telah menjadi sektor unggulan yang mendorong pertumbuhan ekonomi kota, setidaknya berkontribusi terhadap perluasan kesempatan kerja dan berusaha. “Itu satu alasan, pembinaan dan pengembangan industri kreatif harus mendapat perhatian utama agar perannya ke depan benar-benar bisa menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi dan mendorong perbaikan pendapatan warga.”

Pameran berlangsung mulai 23 hingga 26 September 2010, dibuka resmi Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda bersama Pangkoops Angkatan Udara I, Maresekal Muda Eddy Suyanto, di Landasan Parkir Bandara Husein Sastranegara Bandung, Kamis (23/09). Bandung Air Show and Creative Expo, diharapkan dapat menjadi momen kebangkitan industri kreatif Kota Bandung, yang tentunya akan memiliki dampak sosial ekonomi jangka panjang.

Dirinya optimis, pameran akan menginspirasi lahirnya kreativitas dan inovasi, yang tentunya harus dilandasi semangat cinta produk dalam negeri dan penguatan semangat nasionalisme.

Sementara itu, Pangkoops Angkatan Udara I, Marsekal Muda Eddy Suyanto berharap, segala hal yang menjadi potensi dan kemajuan dicapai Kota Bandung dapat terekspos melaui kegiatan ini. Agar mampu mendorong pertumbuhan sektor teknologi, industri, perdagangan, pendidikan, olah raga, dan pariwisata, yang pada akhirnya dapat menumbuhkembangkan perekonomian berdaya saing tinggi pada tingkat nasional dan internasional.

Bandung Air Show, imbuh Eddy, merupakan wadah pengembangan potensi kedirgantaraan Kota Bandung dan Jawa Barat, sekaligus dalam rangka pembinaan potensi nasional aspek kedirgantaraan sehingga bisa dimanfaatkan sebagai kekuatan pengganda pertahanan negara.

Pembukaan diramaikan atraksi terbang dua pesawat tempur Hawk dari TNI AU Skuadron 1 Pontianak yang melakukan flying pass. Dilanjutkan duo aerobatik dua pesawat Cessna. Masing-masing dikendalikan pilot senior Alexander Supeli dan Ester Gayatri Saleh.

Adapun Kapentak Lanud Husein SN, Kapten Sus Sitty Asniwaty menuturkan, Alexander Supeli adalah mantan Kepala Diviasi Aircraft PT Dirgantara Indonesia yang berperan dalam desain pesawat N250. Ia juga seorang aerobatic pilot yang memiliki 2.000 jam terbang dan pernah meraih juara II Australia Aerobatic Championship 1997 silam. Sedangkan Ester Gayatri adalah test pilot serta flight instructor di PT Dirgantara Indonesia selama 26 tahun yang telah memegang 6.000 jam terbang.

Bandung Air Show dibagi dua kelompok yaitu statis show dan dynamic show. Keseluruhannya menampilkan 137 pesawat militer, sipil, sport, flying school dan aeromodelling. Pameran terbuka untuk umum. (MC Kota Bandung/TL)

Sumber: bipnewsroom.info

Bandung Diharapkan Jadi Pusat Teknologi Dirgantara

Bandung, 23/9 (ANTARA) - Wakil Walikota Bandung Ayi Vivananda berharap gelaran "Bandung Airshow" bisa menjadi langkah awal menjadikan Bandung sebagai kota pusat teknologi dirgantara yang dinikmati oleh warga lokal maupun pengunjung dari luar kota.

"Melalui even ini, tujuan kita untuk menjadikan Bandung sebagai pusat teknologi dirgantara bisa tercapai, terlebih disini terdapat industri pesawat, ada Lapangan udara, ada perguruan tinggi dan berbagaai hal yang mendukungnya," kata Ayi sesuai menyaksikan atraksi manuver pesawat di Lanud Husein, Kamis.

Menurutnya, Bandara Husein juga dapat dijadikan pusat edukasi kedirgantaraan yang juga bisa dikonsep sebagai wisata pesawat terbang yang terbuka bagi masyarakat umum.

"Kita isi bersama ruang publik baru ini menjadi potensi baru di kota Bandung dan ke depan dapat digandeng berbagai industri strategis untuk bergabung," tambahnya.

Komandan Lanud Husein Sastranagara Kolonel Penerbang Asep Adang Supriyadi mengatakan, pihak Lanud siapp bersinergi dengan pihak Pemkot Bandung bila sektor kedirgantaraan dikembangkan menjadi potensi wisata, edukasi dan pengembangan industri.

"Kami terbuka dan siapp secara teknis di lapangan dan menunggu konsep dari pihak Pemkot dan PT DI bagaimana bentuk wisata kediragantaraan ini akan dibuat," jelas Adang.

Adang menambahkan, di hari pertama BAS, pihak Lanud membebaskan warga untuk masuk dan menyaksikan berbagai manuver pesawat udara yang diterbangkan oleh beberapa pilot TNI AU tanpa harus membayar tiket.

Tampak ribuan masyarakat mulai dari anak anak hingga dewasa antusias melihat berbagai atraksi udara, aerobatik, serta penerjunan di sekitar area Lanud.

"Di hari pertama ini kami targetkan tak kurang dari 10 ribu pengunjung bisa hadir dan menyaksikan 137 pesawat yang dipamerkan," ucapnya.

Selain menampilkan pesawat tempur seperti F-16, Fokker 28, Cuban 8, BAS juga memamerkan beberapa pesawat buatan PT DI seperti CN 235, N250 dan beberapa jenis pesawat aerobatik.




sumber:antarajawabarat.com

Museum Amerta Dirgantara Mandala Lanud Suryadarma


SEJARAH MUSEUM
Mustadirla diresmikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU) Ashadi Tjahyadi pada tanggal 10 April 1982, menempati sebuah gedung tua peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1917. Luas arealnya sekitar 9000 meter yang terdiri dari gedung museum, hanggar pesawat terbang, apron dan tempat parkir kendaraan. Saat ini Mustadirla dikepalai oleh Kapten Adm Sodikin dengan empat PNS sebagai anggotanya.
LOKASI
Lokasi Mustadirla dapat ditempuh kurang lebih 15 kilometer dari kota Kabupaten Subang dan 20 kilometer dari kota Purwakarta. Walaupun posisinya tidak nampak dari jalan raya karena berada agak di dalam kompleks Lanud Suryadarma, namun Mustadirla dapat dikatakan dekat dengan jalur jalan umum jurusan Jakarta-Bandung tepatnya di kota kecil Kalijati.
Lokasi tersebut cukup strategis bagi perjalanan wisata karena di Subang terdapat lokasi wisata alam lainnya yaitu pemandian air panas di Ciater, Subang juga Tangkuban Perahu, Maribaya dan kota wisata Bandung. Begitu sebaliknya wisatawan dapat menempuhnya dari kota Bandung dengan terlebih dahulu ke Ciater lalu ke Mustadirla.

KOLEKSI
Benda koleksi Mustadirla terdiri dari 1 unit Pesawat Gruman Goose, 1 unit L-12 Lockheed, 1 unit L 4 J Pipercup, 1 unit T-66 Harvard, 1 unit Cessna 180, 2 unit Pesawat Gelatik, 1 unit parasit dan sekitar sepuluh Pesawat Glider guna kegiatan Terbang Layang. Di sebuah ruangan Mustadirla terdapat sebuah ruangan Sejarah Sekolah Penerbang di Indonesia, benda-benda koleksinya seperti sebuah telepon tua, coverall pilot dengan patung modelnya, model beberapa pesawat TNI AU, beberapa koleksi foto, nama-nama penerbang lama, juga informasi mengenai syarat-syarat memasuki sekolah penerbang TNI AU dan lainnya.
OPERASIONAL MUSEUM
Hingga saat ini Mustadirla terbuka untuk dikunjungi oleh masyarakat setiap hari kerja pada pukul 08.00-15.00 WIB. Bagi peserta rombongan, beberapa hari sebelumnya seyogyanya mengirimkan surat terlebih dahulu kepada Komandan Lanud Suryadarma dengan tembusan Kepala Museum Amerta Dirgantara Mandala. Namun apabila tidak memungkinkan tidak melalui surat dapat diterima dengan menghubungi handphone terlebih dahulu kepada Kepala Mustadirla Kapten Adm Sodikin dengan nomor 0817469523.
Keberadaan Mustadirla di Subang merupakan sesuatu yang berarti bagi masyarakat yang memahami arti penting masa depan khususnya bidang aerospece. Hal itu dapat dirintis sejak saat ini melalui pengenalan dan pengembangan minat dirgantara dengan adanya museum dirgantara di Lanud Suryadarma. Mudah-mudahan wahana dan harapan mulia ini ditangkap masyarakat Indonesia dalam menyongsong masa depan yang lebih cerah.

sumber:aerokalijati.com

Rabu, 01 Juni 2011

Rupanpur Korps Marinir TNI AL

 
Regu Pandu Tempur dahulunya bernama Regu Penyelidikan Lapangan Marinir. Anggota Regu Pandu Marinir terdiri dari Bintara dan Tamtama Marinir yang lulus seleksi yang cukup ketat di masing-masing Batalyon meliputi intelijensi, mental dan juga fisik. Mereka berlatih di Puslatpur Marinir Antralina, Sukabumi, Jawa Barat.
Selama satu minggu para peserta latihan telah melaksanakan beberapa problem medan tempur, seperti: Taktik Operasi Darat meliputi Patroli Penyelidik, Patroli Tempur dan juga kontak drill. Selain itu, mereka juga telah melaksanakan materi PBP (Peraturan Bertempur Perorangan) yang meliputi merayap, merangkak, berguling, lempar granat, serta lempar pisau dan kapak. Pengetahuan medan seperti: IMMP (Ilmu Medan Membaca Peta) & GPS (Global Processing System) meliputi pengenalan tanda-tanda peta, penunjukan tempat/ koordinat, pembagian dan pemberian nomor peta topograpi.
Memasuki minggu kedua materi yang diajarkan meliputi materi samaran, perlindungan, melacak jejak, & montenering, ketrampilan menembak TTO/TTD & Runduk. Tidak ketinggalan Rupanpur Marinir dibekali pengetahuan khusus seperti pandu para, mobud, demolisi, sabotase, penculikan, ketahanan interogasi, dan escape (teknik meloloskan diri) serta problem Renang, Cross Country, Halang Rintang, dan Speed Mars.