Kamis, 02 Juni 2011

Lanud Husein Sastranegara Antisipasi Teroris

Pesawat Boeing 737-200 yang sedang terbang menuju Bandara Husein Sastranegara dikuasai komplotan Nurdin MTop. Teroris yang berjumlah tiga orang meminta agar rekan-rekannya yang ditahan di Nusakambangan minta dibebaskan, negosiasi antara teroris dengan pihak pemerintah telah gagal sehingga membuat teroris bertindak anarkis.

Untuk mencegah korban berjatuhan, Detasemen Bravo 90 dari Paskhas AU disiagakan. Setelah pesawat mendarat pasukan Den Bravo langsung mengobservasi. Situasi mulai kritis, para penumpang dianiaya oleh teroris. Danlanud Husein Sastranegara, Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi memerintahkan Komandan Detasemen Bravo yang dipimpin Letkol Psk M Juanda untuk melumpuhkan teroris.

Dengan bersenjata lengkap sebanyak 57 personel Den Bravo mendekati pesawat dengan senyap. Kendaraan taktis Land Rover Defender dan Dirgantara Military Vehicle 30-V berjalan dengan pelan. Semua personel telah siaga di depan ketiga pintu pesawat untuk menerobos.

Sesaat setelah sniper melumpuhkan seorang teroris yang berada di cockpit, seketika pasukan Den Bravo menerobos masuk dari ketiga pintu, sempat terjadi baku tembak antara teroris yang bersenjatakan AK-47 dan M-16, namun dengan sigap Den Bravo melumpuhkan teroris.

Dua teroris dinyatakan tewas dan satu teroris berhasil diringkuk. Saat proses evakuasi ternyata terdapat seorang teroris yang menyamar menjadi penumpang melarikan diri. Anjing pelacak langsung mengejar dan melumpuhkan teroris yang kabur. Bom yang ditanam teroris dalam pesawat pun berhasil ditemukan anjing pelacak dan dijinakkan oleh Den Bravo.

Aksi ini merupakan simulasi latihan antiteroris yang digelar Lanud Husein Sastranegara. Danlanud Kolonel Asep Adang menyatakan latihan ini digelar untuk mengantisipasi serangan teroris. Ia menyatakan Lanud Husein Sastranegara telah siap untuk menghadapi ancaman teroris.

“Kita siap menghadapi ancaman teroris dan hal ini untuk melatih pasukan kita agar selalu siaga menghadapi ancaman teroris,” ujar Kolonel Penerbang Asep Adang Supriyadi di Bandung, Rabu, 30 Juni 2010.

Ia menjelaskan dengan meningkatnya jumlah penerbangan di bandara Husein, maka potensi akan terjadinya serangan teroris .

"Potensi pembajakan pesawat semakin tinggi sehingga TNI AU harus siap menghadapi ancaman teroris," ujarnya.

Acara latihan anti teror ini disaksikan langsung oleh Komandan Korps Pasukan Khas Marsekal Pertama Harry Budiono dan jajaran pejabat bandara Husein Sastranegara


sumber:vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar